Review Film : Dilan 1990

Halo guys. Happy weekend. Mumpung weekend juga kemarin saya nonton Film Dilan 1990 sama Agus. As you know film Dilan 1990 ini lagi ramai. Sebuah film yang lahir dari Novel dengan judul yang Sama. Dilan 1990 karya Pidi Baiq.

Kupas Film Dilan 1991 bisa diklik di sini

poster dilan

Sebelumnya, ini lebih tepatnya cerita ya, bukan review. Karena saya mencoba ngasih tahu gimana experience saya sebagai penonton.

Film Dilan 1990 ini diperankan oleh Iqbal Dhiafakhri Ramadhan sebagai Dilan dan Vanesha Prescilla sebagai Milea. Selain itu, film ini dihiasi nama-nama seperti

Zulfa Maharani sebagai Rani

Yuriko Angeline sebagai Wati

Steffi Zamora sebagai Susi

Omar sebagai Pian

Refal Hady sebagai Kang Adi

Giulio Parengkuan sebagai Anhar

Gusti Rayhan sebagai Akew

Debo sebagai Nandan

Ada juga cameo seperti Ridwan Kamil, Walikota Bandung periode saat ini.

Pemilihan Iqbal sebagai Dilan banyak ditentang oleh penggemar novel Dilan itu sendiri.

Banyak yang bilang kurang tengil. Karena kita tahu sendiri Iqbal adalah good guy. Tapi ternyata dia bisa tengil juga lo. Coba cek video di bawah ini mulai menit 3:50

Kalo kurang tengil juga, coba deh lihat film Ada Cinta di SMA. Menurut saya cukup tengil juga. hahahaha.

Selain itu, ada juga yang bilang mukanya kurang nyunda. Lalu saya berpikir. Muka yang nyunda itu yang gimana? apa mirip Kabayan gitu? atau mirip angklung mang ujo? Kalo Milea dibilang kurang nyunda wajar, karena di novelnya sendiri Milea itu pindahan dari Jakarta.

Sebelum masuk lebih dalam, coba cek dulu trailernya :

Diceritakan Milea adalah seorang siswi pindahan dari Jakarta dan sekolah di daerah Buah Batu, Bandung.

Film dimulai dengan Dilan yang naik motor, ketemu Milea yang lagi jalan kaki berangkat sekolah. Kira-kira dialognya begini :

“Kamu Milea ya?”

“Iya”

“Boleh aku ramal?”

“Ramal?”

“Iya, Aku Ramal, nanti siang kita akan bertemu di Kantin. Mau ikut?”

“Nggak makasih”

“Suatu saat kamu akan naik motorku. Percayalah! Duluan ya”

Terus Dilan ngeloyor aja. Jujur aja ini aneh sih. Apa yang mendasari seorang cowok mendekati cewek dengan random dan bilang akan ngeramal. Tapi mungkin itu seninya. Lanjut.

Pas istirahat, Milea gak ke kantin. Dia dapet surat yang disampaikan oleh Piyan. Isinya dari Dilan. Yang intinya ramalannya salah, karena Dilan pun juga tidak ke kantin. Tapi di surat itu, Dilan meramal lagi kalo dia akan ketemu Milea esok hari. Milea makin bingung karena besok kan hari libur.

Ternyata Dilan dateng ke rumahnya.

“Kok tahu rumahku?”

“Aku juga tahu kapan ulang tahunmu, aku juga tahu siapa tuhanmu”

“Allah”

Dan lagi-lagi mengirimkan surat. Isinya kira-kira gini. :

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan ini mengundang Milea Adnan Husein untuk sekolah pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat”.

Oke makin gajelas nih anak. Dan lagi-lagi mungkin itulah seninya.

Milea pulang sekolah. Ketemu Dilan lagi yang lagi naik motor. Ia bertanya Milea naik apa ketika pulang sekolah. Milea menjawab naik angkot. Dilan pun akhirnya ikutan naik angkot duduk sebelahan. Kata-kata unik keluar lagi dari Dilan.

“Milea, kamu cantik. Tapi aku belum mencintaimu. Gatau kalo sore. Tunggu aja”.

Lagi-lagi Dilan seperti kebanyakan Lem. Tapi lagi-lagi mungkin itulah seninya.

Besoknya di sekolah, ada surat lagi dari Dilan.

“Sejak kemarin sore, aku sudah mencintaimu”

Oke ini udah ada bunga-bunga. Saya di dalam bioskop mau melambai-lambai ke kamera. Tapi gak ada, akhirnya lanjut nonton.

Dilan masuk ke kelasnya Milea dan duduk di sebelahnya Milea. Dia minta surat dan menulis beberapa kata-kata.

“Daftar orang yang ingin jadi pacarmu.

1.Nandan

2….

3….

4….

5 Dilan (Manusia)”

… di atas karena saya lupa siapa aja. Tapi akhirnya nomor 1 sampai 4 dicoret. Milea bertanya.

“Kenapa?”

“Semua akan gagal”

“Kecuali kamu?”

“Iya, Doain”

Oke ini semakin-semakin si Dilan. Ada ya orang kaya gini.

Scene-scene di film ini memng sangat unik. Cara Dilan mendekati Milea sangat tidak biasa. Dilan selalu menelpon Milea ke rumahnya ketika malam hari. Dan Milea lama-lama juga klepek-klepek sama Dilan. Ada yang aneh dengan harinya ketika Dilan tidak menelpon barang semalam saja. Maklum, dulu gak ada WA yang dipake buat chatting, dan gak ada juga IG yang bisa dipake buat kode. Hahahaha

Satu kata-kata aneh yang dipakai Dilan ketika nelpon Milea yang cukup hits. “Nanti kalau kamu tidur, percayalah aku sedang mengucapkan selamat tidur dari jauh. Kamu gak akan denger.”

Kata-kata itu terpatri dalam sanubari Milea (oke ini lebay). Dan ketika tidur, Milea akhirnya bilang “Selamat tidur juga Dilan”. Dan ini tanda-tanda kalo Milea udah klepek-klepek sama Dilan.

Puisi Dilan ke Milea

Di salah satu scene, terungkap bahwa Dilan sempat menulis sebuah puisi untuk Milea di bukunya. Hal ini dikasih tahu sama ibunya Dilan, Bunda.

Milea 1

Bolehkah aku punya pendapat?

Ini tentang dia di bumi

Ketika Tuhan menciptakan dirinya

Kukira Dia ada maksud mau pamer

Lalu ada lagi

Milea 2

Katakan sekarang

Kalau kue kau anggap apa dirimu?

Roti cokelat? Roti Keju?

Martabak? Kroket? Bakwan?

Ayolah!

Aku ingin memesannya

untuk malam ini

Aku mau kamu

Too much sweet

Kalo bisa dibilang ini film terlalu banyak gula. Sampe-sampe saya gak kuat. Ada juga yang bilang cute. Chemistry Iqbal sama Vanesha dapet banget menurut saya. Adek-adek yang nonton banyak yang baper sepertinya. Sepanjang jalannya film, banyak banget yang teriak. “Eah”, “Aih”, “Kyaaa”. Dan semacamnya. Dan saya makan popcorn aja.

Akting Iqbal

Ketika sebelum film ini katanya aktingnya Iqbal pasti jelek menurut saya salah. Menurut saya cukup bagus dan akhirnya sosok Dilan seperti melekat ke dirinya. Saya lihat Iqbal ini cukup bertalenta dan sepertinya seorang public speaker yang bagus. Intonasinya bagus dan artikulasi yang jelas. Gak ada masalah sama Iqbal. Tapi untuk ekspresi agak ndagel sih. Mungkin itu yang coba ditanamkan pada sosok Dilan yang penggombal ulung. Namun sekali lagi, berkat artikulasi yang jelas pula membuat film ini yang nota bene banyak bermain dengan dialog menjadi tersampaikan dengan baik.

Sinematografi

Untuk segi sinematografi menurut saya ada beberapa yang agak kurang maksimal. Ketika Milea naik mobil sama Ibunya Dilan, permainan greenscreen yang dipakai untuk menggambarkan lingkungan sekitar sangat kasar. Tujuannya bagus sebenernya, supaya penggambaran jalan era 1990 benar-benar nyata. Tapi ada kontras yang sangat mencolok. Kalo kamu pernah nonton Tersanjung, ya wes kaya gitu.

Masalah tone juga kurang konsisten. Warnanya kadang-kadang hypebeast, kadang 1990 an kadang biasa aja. Tapi overall bagus. Sayang detilnya ada sedikit miss.

Penggambaran latar

Latar di film ini tahun 1990. Penggambarannya memang cukup. Namun ada yang agak mengganggu dengan makeup Rani yang kekinian dan rambut blownya Wati. Saya kira itu terlalu modern.

Tapi motornya Dilan, lalu baju kegedean. Itu sudah cukup 1990an.

Nostalgia 90an

Saya berprediksi mungkin film ini akan sangat laku keras. Karena segmen pasar lumayan banyak. Kids Jaman Now dan bapak-bapak dan ibu-ibu yang pengen nostalgia dengan masa jayanya di tahun 90an. Karena kita sama-sama tahu bahwa sesuatu yang nostalgia pasti banyak peminatnya.

Ketika belum ada email dan semuanya masih pake surat. Ketika memendam kangen harus sangat lama karena gak ada namanya video call. Pengen foto orang gak segampang sekarang karena ada instagram. Telpon pun harus ke telepon umum atau di wartel. Pas koinnya habis, kita harus masukin koin lagi. Belum lagi antri sama orang lain. Repot, tapi itu seninya.

Masa 90an adalah masa paling pas untuk menjadi remaja.

Spoiler ada di novelnya

Kalo mau spoiler lebih lengkap, ada di novelnya. Sangat persis. Penggambarannya sama persis. Gimana si Bibi ngasih tahu Milea kalo ada telpon, TTS yang dikasih Dilan buat Milea, dan masih banyak lagi. Ceritanya juga sama. Plek.

Tapi mungkin ada kesan yang berbeda ketika kamu membaca novelnya lebih dulu dan kamu yang belum membaca novelnya.

OST Film Dilan 1990

Salah satu daya tarik dari Film Dilan 1990 ini adalah OST nya. Salah satu yang bagus antara lain adalah DUlu Kita Masih SMA :

Beberapa soundtrack lainnya antara lain :

1. Kamulah Mauku
2. Itu Akan Selalu
3. Dulu Kita Masih Remaja
4. Kaulah Ahlinya Bagiku
5. Kemudian Ini

End

Pada akhirnya film Dilan ini seperti membangkitkan tokoh Dilan sendiri. Bisa saja menyaingi tokoh Lupus dan Si Boy yang legendaris itu.

Yang bisa kita ambil sebenernya bahwa mungkin gak semua orang gabisa kaya Milea yang kamu dekati dengan cara aneh. Coba aja kamu ramal orang yang kamu suka kaya di Film Dilan. Pasti dia bakalan bilang “Lu kebanyakan micin ya?”. Tapi kita harus sadar bahwa kita juga harus memperjuangkan apa yang kita inginkan. Apalagi untuk seorang pasangan.

Selamat menonton bagi yang mau menonton. Semoga reviewnya berfaedah hahaha.

Sebagai penutup, ini ada kata-kata aneh lain dari dilan dan cukup banyak jadi meme.

“Habis ini kamu tidur, dan jangan rindu.”

“kenapa?”

“Berat, kamu gak akan kuat, biar aku saja”

3 thoughts on “Review Film : Dilan 1990

  1. Wkwkwkwk, kebanyakan lem :p. Sbnrnya ya mas, aku jg pgn sih nonton film ini. Tapi kok pas liat trailer, agak geli gimana gitu yaaa hahahahah.. Mungkin krn aku ga suka banget tipe cowo penggombal begini yaaa. Terserahlah mau dibilang apa, tp terlalu banyak kata2 manis yg lama2 bikin eneg #siapsiapdirajampenggemardilan :p

    Aku sendiri juga besar di era 90an kok. Tp alhamdulillah mantan2ku normal smua kata2nya hahahaha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *