
Clustering adalah teknik dalam machine learning yang digunakan untuk mengelompokkan data ke dalam beberapa kelompok berdasarkan kemiripan pola. Algoritma clustering sangat berguna dalam berbagai bidang, seperti segmentasi pelanggan, deteksi anomali, dan analisis pola dalam data. Berikut ini adalah beberapa algoritma clustering yang paling umum digunakan beserta kelebihan dan kekurangannya.
K-Means adalah algoritma clustering yang paling populer. Algoritma ini bekerja dengan membagi data ke dalam K kelompok berdasarkan jarak rata-rata ke pusat klaster (centroid).
Hierarchical Clustering membentuk struktur hierarki klaster dalam bentuk dendrogram, yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara data.
DBSCAN mengelompokkan data berdasarkan kepadatan titik dan mampu mengenali noise (anomali) dalam dataset.
Mean Shift adalah algoritma berbasis kepadatan yang mengelompokkan data berdasarkan estimasi mode distribusi probabilitas.
GMM menggunakan model probabilistik untuk membagi data menjadi beberapa distribusi Gaussian yang berbeda.
OPTICS adalah pengembangan dari DBSCAN yang lebih fleksibel dalam menangani kepadatan yang berbeda di dalam dataset.
Pemilihan algoritma clustering yang tepat tergantung pada jenis data dan kebutuhan analisis. Jika kamu memiliki dataset besar dengan jumlah klaster yang jelas, K-Means bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika dataset memiliki bentuk klaster yang tidak teratur, algoritma seperti DBSCAN atau GMM mungkin lebih sesuai.
Semoga artikel ini membantumu memahami berbagai algoritma clustering dalam machine learning. Selamat bereksperimen dan memilih algoritma yang paling sesuai dengan kebutuhanmu!